Rabu, 18 Juli 2012

Bagaimana Analisis Aktivitas di Kawasan Studi?


Berdasarkan fungsinya, kawasan Pasar Bintoro merupakan aktivitas perdagangan. Perdagangan berupa perdagangan formal dan non-formal. Hal ini ditunjukkan Pasar induk yaitu Pasar Bintoro, kios-kios pedagang, serta gedung-gedung ruko di koridor jalan baik perdagangan, perbankan, perkantoran, dan jasa. Jenis ruang aktivitasnya adalah ruang aktivitas utama meliputi aktivitas pengunjung dan pedagang, aktivitas penunjang yaitu aktivitas perkantoran, kesehatan, peribadatan, dan petugas pemerintah dalam penarikan retribusi.
Aktivitas yang diakibatkan tingkat mobilitas tinggi, terutama dalam Jalan Sultan Fatah karena merupakan jalur arteri sekunder sebagai penghubung Kota Semarang dengan Kabupaten Kudus. Pemukiman penduduk yang ada di sekitar kawasan tentu turut mempengarhui aktivitas perdagangan di kawasan Pasar Bintoro namun kelemahannya perdagangan turut bercampur menjadi satu dengan perumahan dan tak dapat dibedakan dimanakah batasan pastinya.
Hubungan yang terjadi jenis aktivitas di kawasan Pasar Bintoro agak jarang ditemui. Namun, pada beberapa kegiatan seperti perkantoran dengan jual beli Ruko cukup memiliki hubungan. Begitu pula dengan makan siang dengan jeal-beli di Pasar Bintoro karena pedagang pun saling membutuhkan makan siang. Sehingga, terjadi interaksi antar pengguna yang ada dari masing-masing jenis aktivitas. Walaupun fasilitas yang ada di sana tidak terlalu banyak, tetapi kegiatan hubungan interaksi tetap terjalin. 

Kamis, 21 Juni 2012

Bagaimana Strategi Perancangan Kawasan Perdagangan dan Jasa Pasar Bintoro ?


Tujuan awal dibentuknya konsep perancangan kawasan perdagangan dan Jasa Pasar Bintoro adalah Menciptakan kawasan perdagangan dan jasa yang terintegrasi dengan aktivitas disekitarnya sehingga mampu menarik minat investor guna menunjang aktivitas Pariwisata di Kecamatan Demak. Guna menciptakan suatu kawasan perdagangan dan jasa yang bukan hanya terintegrasi dengan aktivitas di sekitarnya melainkan juga dapat menarik minat investor dan konsumen, maka diperlukan suatu strategi perancangan dengan memanfaatkan potensi yang terdapat di kawasan Pasar Bintoro untuk selanjutnya dikembangkan menjadi strategi-strategi berdasarkan konsep yang telah disusun sebelumnya. Sesuai dengan konsep “Islamic Trade Center” dengan justifikasi yang telah dijelaskan sebelumnya, maka didapat beberapa strategi perancangan sebagai berikut :
1.        Perancangan Pasar Tradisional Bernuansa Islami
Perancangan pasar tradisional bernuansa islami menawarkan konsep pengelolaan pasar secara modern dengan melestarikan sistem perdagangan pasar tradisional yaitu tawar-menawar.  Pengelolaan pasar modern yang dimaksud yaitu terkait pengelolaan infrastruktur pendukung aktivitas perdagangan dan jasa seperti penyediaan dan pengelolaan air bersih, jaringan listrik, persampah, drainase dan pembuangan limbah. Pasar Bintoro direncanakan akan menjadi pusat aktivitas perdagangan dan jasa di Kota Demak dengan skala pelayanan regional. Nuansa Islami diciptakan dari arsitektur kawasan yang kental dengan arsitektur Islam sehingga menguatkan identitas wilayah “Demak Kota Wali” dan diharapkan dapat menarik minat konsumen dari luar wilayah untuk datang ke kawasan ini. Perancangan pasar tradisional bernuansa islami dibagi dalam 3 zona sesuai dengan komoditi yang ditawarkan, yaitu :
a)      Zona 1, yaitu berisi pedagang yang menjual souvenir / kerajinan khas Kabupaten Demak yang juga mendukung serta mempromosikan lokasi pariwisata lain di Kabupaten Demak. Cara mempromosikan lokasi wisata adalah dengan cara menjual produk atau souvenir yang mencirikan lokasi wisata tersebut agar konsumen yang datang tertarik untuk mengunjungi lokasi wisata yang dimaksud. Lokasi zona 1 ini adalah di sebelah timur laut Pasar Bintoro yang terletak di koridor Jalan Sultan Fatah sehingga memiliki aksesibilitas yang sangat baik.
b)      Zona 2, yaitu berisi pedagang yang menjual barang kebutuhan sehari-hari (daily needs). Lokasi zona 2 ini berada di Pasar Bintoro lantai 1 dan 2. Lantai 1 berisi pedagang yang menawarkan komoditi seperti sembako, daging dan sayuran. Sedangkan lantai 2 berisi pedagang yang menjual buah-buahan, jajanan pasar dan makanan ringan.
c)      Zona 3, yaitu berisi pedagang yang menjual pakaian dari berbagai daerah baik dari dalam maupun dari luar Kabupaten Demak. Lokasi zona 3 ini berada di Pasar Bintoro lantai 3.
2.       Pusat Perkantoran Swasta dan Ruko
Pusat perkantoran swasta dan ruko dimaksudkan untuk menampung aktivitas Perkantoran Swasta dan perniagaan skala lokal di kawasan pusat kota Demak dengan menawarkan lokasi yang strategis dan aksesibilitas yang tinggi. Dengan demikian, diharapkan menarik minat Investor untuk mengembangkan kawasan Pasar Bintoro menjadi CBD (Central Business District) atau pusat perdagangan dan Jasa di Kota Demak. Pusat perkantoran swasta dan ruko tersebut direncanakan terletak sepanjang koridor Jalan Sultan Fatah sehingga mendapatkan akses yang baik dalam hal pelayanan transportasi.
Khusus untuk pusat perkantoran swasta, direncanakan akan fokus di koridor sebelah kiri Jalan Sultan Fatah sehingga memiliki batasan yang jelas terhadap aktivitas perdagangan dan jasa di sekitarnya. Batasan tersebut dimaksudkan agar aktivitas perkantoran dapat berjalan lebih optimal. Sementara ruko akan ditempatkan di dua lokasi yang juga berada di koridor Jalan Sultan Fatah. Lokasi yang pertama adalah sepanjang koridor jalan masuk kawasan Pasar Bintoro yang berbatasan langsung dengan alun-alun Demak sepanjang kurang lebih 150 meter dan berada di bagian kanan dan kiri Jalan. Lokasi kedua berada di sebelah kawasan perkantoran swasta dengan waktu operasi 24 jam sehingga kawasan tersebut tidak mati setelah aktivitas perkantoran selesai pada sore hari.
3.       Pusat  Wisata Kuliner Bernuansa Islami (penataan PKL terpadu)
Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan perdagangan dan jasa Pasar Bintoro merupakan implementasi dari kebijakan penataan ruang Kabupaten Demak yang merencanakan pengembangan pusat pelayanan baru yang mampu  berfungsi sebagai penampung sektor perdagangan informal. Dengan demikian, perancangan kawasan Pasar Bintoro sebagai pusat perdagangan dan jasa skala lokal dan regional merupakan lokasi yang sangat potensial untuk mengembangkan sektor perdagangan dan jasa informal seperti PKL. Dengan konsep pengelolaan PKL yang modern maka diharapkan mampu mendongkrak potensi gastronomi yang dimiliki oleh Kabupaten Demak dan Sekitarnya. Perancangan pusat  wisata kuliner Kota Demak tersebut bukan hanya menawarkan berbagai macam kuliner, namun juga menawarkan suasana yang tidak ditemui di tempat lain. Nuansa Islami yang ditawarkan berasal dari penciptaan landscape dan landmark kawasan PKL terpadu yang kental dengan arsitektur khas Islam. Kawasan PKL terpadu akan dirancang menjadi 3 blok  sesuai dengan makanan yang ditawarkannya, yaitu :
a)      Blok 1, PKL Makanan Khas Daerah
Yaitu berisi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menjajakan makanan-makanan khas daerah dari seluruh nusantara, terutama kuliner khas Kabupaten Demak dan Sekitarnya.
b)      Blok 2, PKL Makanan Khas Negara Islam
Yaitu berisi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menjajakan makanan-makanan khas Negara Islam di seluruh dunia. Dengan adanya blok PKL tersebut, diharapkan menjadi ikon pusat wisata kuliner di kawasan Pasar Bintoro dan dapat menarik minat konsumen luar kota karena jarang ditemui tempat sejenis di daerah lain.
c)      Makanan Franchising dan Jajanan Ringan
Yaitu berisi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menjajakan makanan-makanan franchising dan jajanan ringan yang biasa dikonsumsi masyarakat pada umumnya.
Keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menjadi pusat wisata kuliner Kota Demak ini diharakan akan menghidupkan aktivitas kawasan perdagangan dan jasa Pasar Bintoro pada malam hari ketika aktivitas perkantoran dan pasar telah selesai di sore hari. Dengan demikian, maka aktivitas di kawasan tersebut bisa terintegrasi tanpa saling mengganggu dan berkembang secara optimal dalam mendukung aktivitas disekitarnya khususnya aktivitas pariwisata di Kota Demak.

Bagaimana Skenario Perancangan Kawasan Perdagangan dan Jasa Pasar Bintoro ?


Perancangan Kawasan Perdagangan dan Jasa Pasar Bintoro mengusung scenario optimis karena merupakan suatu upaya untuk mewujudkan kondisi Kawasan Perdagangan dan Jasa yang terintegrasi dengan aktivitas di sekitarnya sehingga diharapkan dapat menunjang perkembangan aktivitas pariwisata sebagai katalisator pertumbuhan wilayah Kabupaten Demak. Skenario ini ditargetkan dapat terselesaikan dalam jangka waktu 20 tahun, yaitu sebesar 80 % dari keseluruhan strategi pengembangan yang telah direncanakan. Skenario ini diharapkan dapat berjalan baik dengan kerja sama antara masyarakat selaku objek dan subyek perencanaan, pemerintah sebagai subyek dan pengontrol, serta pihak swasta sebagai lembaga pendukung dapat berjalan dengan optimal. Untuk mengimplementasikan skenario optimis tersebut, disusun suatu indikasi program yang terdiri dari dua tahapan. Indikasi program tersebut berisi tentang waktu pelaksanaan strategi-strategi perencanaan di tahap persiapan pada sepuluh tahun pertama dan tahap pelaksanaan pada sepuluh tahun kedua. Dengan adanya indikasi program tersebut diharapkan mampu menjadi pedoman dalam implementasi strategi perancangan pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa Pasar Bintoro sehingga tercipta skenario seperti yang diharapkan.

Best Practice


Wujud fisik kawasan perdagangan dapat berupa lahan terbangun seperti bangunan pasar, toko dan warung untuk PKL. Best practice trade center kawasan Pasar Bintoro mengambil contoh di Pasar Martapura yang merupakan surga batu permata bernuansa Islami. Berikut merupakan kondisi dan suasana di Pasar Martapura :
·      Kota Martapura dikenal sebagai Kota Intan, merupakan penghasil batu mulia intan/berlian serta batu aji.
·      Sentra penjualan sekaligus etalase batu intan dan cenderamata khas Martapura yang terbesar adalah Pasar Batu dan Cenderamata Cahaya Bumi Selamat
·      Terletak di pusat kota Martapura, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan
·      Batu-batu yang ditemukan dibentuk menjadi berbagai macam kerajinan seperti perhiasan atau cenderamata, yang dijual di sentra perdagangan
·      Pasar Cahaya Bumi Selamat ini juga menyediakan kerajinan tangan khas daerah hingga ramuan obat dari Kalimantan, seperti pasak bumi.
·      Suasana yang tercipta di pasar ini sangat egaliter, tidak ada toko-toko dengan etalase super mewah seperti lazimnya pasar intan lainnya.
·      Hanya sekitar 7 km dari pusat kota Martapura, tepatnya di Kecamatan Cempaka, wisatawan dapat mengunjungi tempat pendulangan intan.
·      Akses menuju pasar kurang lebih berjarak 45 km ke arah timur dari ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin. Perjalanan ini dapat ditempuh dengan jalur darat baik menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum.
 Dari penjelasan di atas, terdapat beberapa hal yang dapat dicontoh untuk diterapkan di Kawasan perdagangan dan Jasa Pasar Bintoro antara lain sebagai berikut :
·      Menciptakan suatu aktivitas menawarkan ciri khas tempatnya yang tidak ditemui di kota lain
·      Membentuk suatu identitas lokasi yang menguatkan identitas Kota letak aktivitas tersebut
·      Mengutamakan penjualan produk lokal yang potensial untuk ditawarkan secara meluas
·      Letaknya yang strategis sehingga potensial untuk mempromosikan lokasi wisata yang ada di sekitarnya.
Maka dari itu Best Practice Pasar Martapura dianggap sesuai dengan konsep yang telah diterapkan yaitu menawarkan kawasan perdagangan dan jasa bernuansa Islami yang compatible dengan identitas Kabupaten Demak sebagai Kota Wali sehingga potensial untuk diterapkan di pusat perdagangan Kabupaten Demak yaitu di kawasan Pasar Bintoro.

Apakah Konsep Sesuai Dengan Visi dan Misi Kabupaten Demak?


Mempertimbangkan potensi dan karakteristik yang dimiliki oleh wilayah Kabupaten Demak, serta visi dan misi pembangunan yang tertuang dalam RPJP Kabupaten Demak, maka tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Demak ditetapkan sebagai berikut :
“Mewujudkan ruang Kabupaten Demak yang berbasis sektor pertanian dan perikanan yang unggul yang didukung oleh sektor perdagangan dan jasa, industri, usaha mikro kecil menengah, dan pariwisata.
Penentuan tujuan diatas didasarkan atas pertimbangan; sektor pertanian dan perikanan merupakan sektor yang paling penting di Kabupaten Demak, pengembangan sektor ini dilakukan melalui: pemilihan komoditas yang unggul, peningkatan produktivitas, pengolahan hasil panen, dan pengembangan sistem pemasaran.  Pengembangan sektor pertanian ini akan didukung sektor lainnya  yang menjadi penggerak perekonomian Kabupaten Demak yaitu perdagangan dan jasa, industri, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dan pariwisata. Dari visi Kabupaten Demak di atas, dapat dilihat bahwa pengembangan ruang Kabupaten Demak menitikberatkan pada sektor pertanian dan perikanan yang jika dilihat secara sekilas akan bertolak belakang dengan konsep yang diambil yaitu mengenai pengembangan sektor perdagangan dan Jasa guna mendukung perkembangan aktivitas pariwisata di Kabupaten khususnya Kecamatan Demak.
Jika dilihat dari sistem aktivitas dan aspek keruangannya Kecamatan Demak merupakan city core atau pusat aktivitas perkotaan yang tentu saja aktivitas utamanya non-pertanian dan perikanan. Aktivitas pariwisata sebagai aktivitas utama Kecamatan Demak merupakan salah satu sektor yang dikedepankan untuk mendukung sektor pertanian dan perikanan di Kabupaten Demak. Sektor Perdagangan dan Jasa juga merupakan sektor potensial lain yang dikedepankan untuk menunjang sektor pertanian dan perikanan di Kabupaten Demak, apalagi kawasan perdagangan dan jasa Pasar Bintoro merupakan pusat aktivitas perdagangan dan jasa di Kabupaten Demak dengan skala pelayanan lokal dan regional. Oleh karena itu, integrasi antara aktivitas perdagangan dan jasa dengan aktivitas pariwisata di Kecamatan Demak diharapkan dapat menjadi katalisator pertumbuhan wilayah yang berdampak pada perkembangan sektor pertanian dan perikanan yang merupakan sektor yang paling penting di Kabupaten Demak.
Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang Kabupaten Demak, selanjutnya tujuan tersebut kan dijabarkan dalam kebijakan sebagai berikut :
a.    pengendalian alih fungsi lahan pertanian produktif;
b.    pengembangan komoditas pertanian yang prospektif;
c.    pengembangan kawasan pesisir;
d.    pengembangan pusat pelayanan;
e.    pengembangan prasarana wilayah pada  kawasan perkotaan dan perdesaan;
f.     peningkatan pengelolaan kawasan lindung;
g.    pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan;
h.    pengembangan kawasan industri yang mempertimbangkan efektivitas ruang; dan
i.      peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan.
Penjabaran mengenai kebijakan penataan ruang yang sesuai dengan konsep adalah kebijakan mengenai Strategi pengembangan pusat pelayanan yakni meliputi:
-      mengembangkan sistem keterkaitan ekonomi kawasan perkotaan-perdesaan;
-      mengembangkan pusat pelayanan baru yang mampu  berfungsi sebagai PKL; dan
-      mengoptimalkan peran Ibukota Kecamatan sebagai PPK.

Bagaimana Konsep Perancangan Kawasan Perdagangan dan Jasa Pasar Bintoro ?


Konsep Perancangan Makro
Kecamatan Demak merupakan kecamatan dengan hirarki pelayanan tertinggi diantara kecamatan lain di Kabupaten Demak. Sebagai pusat aktivitas, Kecamatan Demak mempunyai satu aktivitas yang menonjol dibandingkan aktivitas lainnya yaitu aktivitas pariwisata. Banyaknya potensi pariwisata terutama wisata religi dan wisata alam yang tersebar di seluruh penjuru Kecamatan Demak membuat aktivitas pariwisata bekembang lebih cepat disbanding aktivitas lainnya. Hal tersebut menimbulkan kesenjangan antara aktivitas pariwisata dengan aktivitas lain yan perkembangannya cenderung lambat. Maka dari itu dibutuhkan integrasi dan keterpaduan antar aktivitas yang terdapat di Kecamatan Demak sehingga saling menstimulasi perkembangannya satu sama lain dan akhirnya mampu menjadi katalisator perkembangan wilayah Kecamatan Demak. Dalam perpaduan antar aktivitas tersebut, aktivitas pariwisata sebagai aktivitas yang paling menonjol dijadikan tumpuan yang berperan sebagai stimulant bagi perkembangan aktivitas lainnya. Oleh karena itu, diambil konsep perancangan makro “Kota Terpadu Berbasis Pariwisata” di Kecamatan Demak untuk menciptakan suatu integrasi antar aktivitas dengan berbasis aktivitas pariwisata sehingga mampu menjadi katalisator pertumbuhan wilayah Kecamatan Demak.
2.    Konsep Perancangan Mikro
Sesuai dengan rencana pola ruang dan rencana zonasi yang tercantum pada  RDTRK Demak, kawasan perdagangan dan jasa Pasar Bintoro berada pada Blok II pada yang merupakan kawasan pengembangan aktivitas perdagangan dan Jasa dengan skala pelayanan lokal dan regional. Maka konsep yang akan dikembangkan adalah perancangan kegiatan perdagangan terpadu pasar bintoro sebagai penunjang aktivitas pariwisata di kecamatan demak yang tidak terbatas pada revitalisasi atau redesain pasar bintoro namun lebih ke penataan ruang perdagangan dan jasa Kawasan Pasar Bintoro dan mengembangkannya secara terintegrasi dengan aktivitas pariwisata di Kecamatan Demak sehingga dapat menstimulasi perkembangan aktivitas masyarakat dan perkembangan wilayah secara keseluruhan.
Tujuan dari konsep perancangan kawasan perdagangan dan Jasa Pasar Bintoro adalah Menciptakan kawasan perdagangan dan jasa yang terintegrasi dengan aktivitas disekitarnya sehingga mampu menarik minat investor guna menunjang aktivitas Pariwisata di Kecamatan Demak. Hal tersebut memanfaatkan potensi kawasan bersejarah Kesultanan Demak sebagai daya tarik untuk mengembangkan aktivitas perdagangan dan pariwisata yang ada di dalamnya. Maka dari itu, perancangan tidak hanya terfokus pada aktivitas perdagangan dan jasa di Pasar Bintoro melainkan memperhatikan pengembangan aktivitas lain seperti Pedagang Kaki Lima (PKL), perkantoran, dan rumah toko (ruko) di kawasan sekitarnya. Dengan adanya integrasi dari beberapa macam aktivitas tersebut, maka diharapkan akan tercipta suatu kawasan yang dapat hidup di sepanjang hari selama 24 jam sehingga dapat menjadi katalisator pertumbuhan baik bagi pertumbuhan kawasan itu sendiri maupun kawasan lain di sekitarnya. Adanya dukungan bagi kawasan pariwisata juga diharapkan dapay menjadi katalisator bagi pertumbuhan aktivitas pariwisata di Kota Demak bahkan Kabupaten Demak secara keseluruhan.
Selain memanfaatkan potensi potensi kawasan bersejarah Kesultanan Demak yang berada di dekatnya, perancangan Kawasan perdagangan dan Jasa di Pasar Bintoro memanfaatkan identitas Kabupaten Demak sebagai kota wali. Suasana yang religius didukung dengan perilaku sebagian masyarakat yang memegang teguh ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-harinya, maka diambil tema perancangan “Islamic Trade Center” atau pusat perdagangan dan jasa bernuansa Islami di Kelurahan Bintoro. Justifikasi tema tersebut adalah perancangan kawasan yang bernuansa atau memiliki arsitektur yang kental dengan budaya Islam. Jadi, nuansa Islami ditonjolkan dari bentuk fisik arsitektur bangunan, landmark kawasan, infrastruktur pendukung, street furniture, hingga jenis aktivitas yang berada di dalamnya. Sistem perniagaan masih mempertahankan sistem konvensional dan tidak menganut sistem syari’ah Islam mengingat kawasan tersebut dirancang untuk segala lapisan dan golongan masyarakat, bukan hanya masyarakat Islam saja. Nuansa Islami dimaksudkan untuk membentuk identitas lokasi sebagi pendukung identitas Kabupaten Demak sebagai kota wali serta menciptakan suatu wadah aktivitas dengan ciri khas tersendiri yang tidak ditemui di tempat lain. Dengan adanya ciri khas tersebut, maka diharapkan menarik minat wisatawan untuk datang ke Kawasan Pasar Bintoro.

Bagaimana Potensi dan Permasalahan Kawasan Perdagangan dan Jasa Pasar Bintoro?


1.        Potensi
Kawasan perdagangan Pasar Bintoro yang terletak di Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak merupakan hierarki I sebagai pusat pelayanan regional yaitu melayani daerah di sekitarnya. Adanya Pasar Bintoro sebagai pasar induk turut serta memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan Kabupaten Demak. Keberadaan kawasan Pasar Bintoro ini juga telah sesuai dengan arahan rencana pola tata ruang RDTRK Demak sehingga dalam perkembangannya dapat terarah dengan baik.
  Selain itu, menurut lokasinya, Kawasan perdagangan Pasar Bintoro berada pada letak yang strategis. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan kawasan yang dekat dengan alun-alun sebagi pusat kota sehingga memiliki akses yang mudah, dapat dicapai dari segala arah. Selain itu keberadaan kawasan perdagangan Pasar Bintoro juga dilalui jalur utama Demak-Kudus dan tersedia banyak alat transportasi yang melewati kawasan tersebut sehingga pengunjung atau masyarakat mudah dalam menjangkau kawasan tersebut. Lokasi Kawasan perdagangan Pasar Bintoro yang berada pada kawasan bersejarah Kesultanan Demak sehingga memiliki kekuatan sejarah budaya dapat berpotensi sebagai pendukung aktivitas pariwisata seperti Masjid Agung Demak. Dengan adanya aktivitas perdagangan sebagai aktivitas pendukung pariwisata maka diharapkan dapat menjadi suatu paket yang menarik baik bagi penduduk asli Demak maupun pendatang.
2.        Permasalahan
Terdapat beberapa permasalahan yang muncul di kawasan perdagangan Pasar Bintoro, antara lain adalah:
Ø  Masih Buruknya Pengelolaan Sampah
Persampahan merupakan prasarana yang harus ada untuk menunjang aktivitas perdagangan terutama di Kawasan Pasar Bintoro. Namun sayangnya prasarna tersebut belum disediakan dengan baik, seperti kurang tersedianya fasilitas seperti tong sampah, TPS, serta TPA. Sampah yang dihasilkan dari aktivitas berdagang di kawasan tersebut hanya ditumpuk dan pada akhirnya menimbulkan bau busuk.
Ø  Kondisi Jaringan Jalan yang Buruk
Kawasan perdagangan Pasar Bintoro merupakan kawasan yang strategis yaitu dilalui oleh jalur utama yang menghubungkan Semarang dengan Surabaya. Dengan adanya tingkat aksesibilitas yang tinggi maka banyak kendaraan yang melewati jalan tersebut terutama kendaraan berat seperti truk, bus, dll sehingga menyebabkan kondisi jalan rusak dan berlubang. Tidak adanya saluran drainase juga menjadi salah satu penyebab kerusakan jalan dimana saat hujan turun jalan akan tergenangi dan semakin lama menimbulkan kerusakan pada jalan.
Ø  Ruas jalan yang macet
Kondisi jalan yang rusak ditambah dengan adanya lapak para pedagang yang memakan badan jalan yaitu pada koridor Jalan Sultan Fatah-Jalan Pemuda sehingga seringkali menimbulkan kemacetan terutama pada saat dilakukan transaksi jual beli. Kondisi kawasan Pasar Bintoro yang kurang tertata serta kemacetan jalan menyebabkan ketidaknyaman bagi para pengunjung dan pada akhirnya pengunjung enggan untuk datang. Seperti yang telah diungkapkan oleh beberapa pedagang bahwa sebenarnya banyak pengunjung wisata yang ingin berkunjung ke Pasar Bintoro, namun dengan kondisi jalan yang buruk dan adanya kemacetan membuat para pengunjung mengurungkan niatanya. Dari sinilah maka diperlukan suatu penataan kawasan perdagangan Pasar Bintoro sehingga nantinya dapat menjadi salah satu daya tarik yang dapat dijadikan suatu paket dimana aktivitas pariwisata di Kota Demak dapat didukung oleh aktivitas perdagangan.